Jadi awal mulanya baru ngobrol sama nenek saya mengenai masa penjajahan belanda, tiba tiba terlintas kenapa tidak bikin artikel mengenai makanan di jaman belanda, akhirnya saya googling dan menemukan mengenai Rijsttafel . Rijsttafel merupakan bahasa belanda yang merupakan gabungan dari “Rijst” yang berati nasi dan “tafel” yang berati meja sehingga bisa di artikan dengan menghidangkan lauk pauk di meja. Rijsttafel sendiri memiliki konsep yang sama dengan penyajian makan ala Eropa yang di awali dengan makanan pembuka, utama dan terakhir penutup namun yang membedakan adalah yang disajikan adalah makanan indonesia
Pada masa penjajahan wanita memiliki peran penting dalam bidang kuliner karena para lelaki biasanya datang ke Hindia Belanda tidak membawa istri mereka sehingga mereka cukup susah dalam mendapatkan makanan Eropa. Hal ini membuat makanan indonesia yang di campur rempah rempah membuat para kolonial belanda menjadi sajian utama, kolonial Belanda merasa heran mengenai jenis makanan yang di hidangkan tak hanya itu makanan Indonesia disejajarkan dengan kuliner Prancis. Peran wanita Hindia Belanda sangat besar pada saat itu karena wanita Hindia inilah yang membuat perubahan besar untuk warga Eropa untuk beradaptasi dengan menu lokal. Hal itu membuat Rijsttafel yang dari belanda mulai berkembang di indonesia.
Rijsttafel sering digunakan untuk menjamu tamu tamu, menu yang di sajikan bisa sampai hingga 40 macam menu, mulai dari sayuran hingga kerupuk, konon pada waktu itu kerupuk menjadi makanan yang mahal tidak seperti sekarang. Penyajian Rijsttafel pun cukup unik karena makanan di antarkan satu persatu ke meja oleh para jongos , kata jongos berasal dari bahasa belanda lho bukan berasal dari bahasa indonesia “jongen” yang memiliki arti pemuda serta “oost” yang berati pemuda timur. Namun dengan berkuasanya Jepang di Indonesia membuat kebudayaan ini mulai hilang.
sumber : foodbuddy.id